CERPEN KEJUJURAN ANAK SEORANG PETANI
KEJUJURAN
ANAK SEORANG PETANI
Ini adalah artikel karya temen gue di sekolah SMPN 1 KROYA yang bernama Khasanatun Nisaa. Thanks ya udah ngirimin artikel ini. Tanpa basa-basi lagi gue persilahkan kalian untuk membaca!
Semoga bermanfaat.!!
Pada suatu hari yang indah hiduplah
seorang petani dan anaknya. Anak petani tersebut bernama Faith. Faith adalah
anak yang baik dan berbakti pada kedua orang tuanya. Selain baik dan berbakti
anak remaja itu juga pandai dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Namun karena
keterbatasan ekonomi akhirnya Faith berhenti sekolah. Suatu hari, ayah Faith
sakit sehingga dia harus menggantikan ayahnya bekerja.
Hari mulai siang dan sinar matahari
mulai menyengat sangat panas bak di dalam oven 95°C. Karena
tidak kuat dengan panasnya sinar matahari, akhirnya Faith memutuskan untuk
beristirahat.
“Sepertinya pohon itu cocok untuk
dijadikan tempat istirahat!”Kata Faith sambil menunjukan jari telunjuknya ke
arah pohon yang dimaksud. Saat sedang beristirahat di bawah pohon, Faith
menemukan sebuah koper.
“Apakah kalian tahu, siapa pemilik
dari koper ini?”Tanyanya kepada warga yang sedang berda di sawah.
“Tidak, kami tidak tahu.”Jawab warga
sembari menggelengkan kepalanya, menunjukan bahwa ia tidak tahu.
“Aduh bagaimana ini. Sepertinya berkas-berkas
yang ada didalamnya penting dan pemiliknya pasti khawatir karena di dalamnya
terdapat uang banyak sekali.”Keluh Faith dengan kedua tangannya yang membuka
koper tersebut. Akhirnya Faith pergi mencari pemilik koper tersebut. Namun,
setelah lama mencari Faith belum juga menemukan pemilik koper tersebut dan ia
memutuskan untuk membawa pulang koper tersebut. Saat dalam perjalanan pulang,
Faith bertemu dengan ibu-ibu yang sedang membicarakan sesuatu, dan entah apa
yang sedang dibicarakannya.
“Fai, apa yang kamu bawa itu?” tanya
salah satu ibu dengan daster yang kusut.
“Oh,... Saya bawa koper bu.” Jawabku
dengan nada sopan
“Koper siapa,? Jangan-jangan kamu
mencurinya ya.?” Kata ibu yang lain.
“Tidak saya tidak mencurinya bu.” Jawabnya sambil
tergagap-gagap.
“Bohong. Masa ada orang yang meninggalkan koper
dibawah pohon.” Saut ibu dengan dasternya yang kusut tadi.
“Ya sudah, kalau ibu-ibu tidak percaya. Saya permisi”
pamitnya dengan nada agak jengkel.
Keesokan harinya, Faith kembali datang ke bawah
pohon tersebut. Tapi dia tidak membawa koper tersebut karena takut hilang. Saat
sedang duduk di bawah pohon dimana ia menemukan koper tersebut, tiba-tiba ada
seseorang laki-laki yang sudah cukup tua datang menghampirinya.
“Maaf dek, apakah kamu menemukan sebuah koper
berwarna coklat di sini.” Tanyanya.
“Iya kemarin saya menemukan sebuah koper berwana
coklat disini.”
“Tolong kembalikan koper itu, karena itu milik saya
dan didalamnya terdapat berkas-berkas yang sangat penting.” Kata bapak tersebut
dengan penuh harapan.
“Tapi bagaimana saya bisa percaya bahwa bapak ini
adalah pemilik koper yang saya temukan.?”tanyanya.
“kamu bisa mencocokan KTP saya dengan kartu nama
saya yang ada didalam koper tersebut.” Jawabnya.
“Baiklah bapak tunggu disini, dan saya akan
mengambil koper tersebut.” Perintahnya.
“Baiklah.”
Setelah beberapa menit kemudian Faith datang membawa
koper yang bapak itu maksud.
“Ini koper bapak. Tapi saya akan memeriksa dulu
untuk mengetahui bahwa bapak adalah pemilik asli dari koper ini.!” Perintahnya.
“Ya, silakan.”
“Benar pak, ini koper bapak.”
“Baiklah. Terimakasih ya dek. Oh ya siapa namamu,
dan kenapa kamu tidak bersekolah?” Ucapnya.
“Sama-sama pak. Ini kan sudah jadi tugas kita untuk
saling tolong menolong. Dan nama saya Faith. Saya tidak bersekolah kerena
keterbatasan biaya.” Katanya.
“Kasihan sekali kamu, tapi saya salut karena kamu
memang anak yang jujur. Dan ini untuk kamu sebagai tanda terimakasih saya.”ucapnya
dengan tangan sembari meraih beberapa ikat uang dari dalam kopernya.
“Oh tidak usah pak. Saya ikhlas membantu bapak.”ucapnya
sambil kedua tangannya mengarahkan ke uang itu untuk menolaknya.
“Dan saya pun ikhlas memberi uang ini,. Sudah terimalah.
Siapa tahu ini dapat membantu kamu.”
Dengan malu-malu, Faith menyodorkan tangannya untuk
menerima uang tersebut“Baiklah pak. Saya sangat berterimakasih, semoga bapak
diberi rezeki yang berlipat ganda oleh yang maha kuasa.” Doanya.
Setelah kejadian itu, Faith kembali bersekolah dan
karena kejujurannya, ia mendapat penghargaan oleh warga sekitar.
Jangan lupa untuk mengirimkan komentar kalian pada post ini. Karena komentar kalian dapat membantu saya untuk menemukan kesalahan-kesalahan pada postingan kali ini.!!
SALAM
Komentar
Posting Komentar